Pertanyaan:
Ustadz Saya minta solusinya bagaimana jika kita mengetahui suatu dalil tetapi ketika kita menghadapi maksiat iman ana melemah seperti ketika berjabat tangan dengan wanita dan memandangnya..
Jawaban:
Memang sebagaimana dikabarkan oleh Allah Azza Wa Jalla dan Nabi kita Shalallahu ‘alaihi wassalam dalam banyak nash baik ayat ayat Allah ataupun juga sunnah Nabi bahwa iman kita naik dan turun, atau bertambah dan berkurang.
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung“.” (QS Alimron: 173).
Para ulama Ahlus Sunnah menjadikan ayat ini sebagai dasar adanya pertambahan dan pengurangan iman, sebagaimana pernah ditanyakan kepada imam Sufyaan bin ‘Uyainah rahimahullah, “Apakah iman itu bertambah atau berkurang?” Beliau rahimahullah menjawab, “Tidakkah kalian mendengar firman Allah Ta’ala,
فَزَادَهُمْ إِيمَانًا
“Maka perkataan itu menambah keimanan mereka”. (QS Alimron: 173) dan firman Allah Ta’ala,
وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
“Dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk”.(QS al-Kahfi: 13) dan beberapa ayat lainnya”. Ada yang bertanya, “Bagaimana iman bisa dikatakan berkurang?” Beliau rahimahullah menjawab, “Jika sesuatu bisa bertambah, pasti ia juga bisa berkurang”.
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لَا يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَشْرَبُ الْخَمْرَ حِينَ يَشْرَبُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَسْرِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ
“Tidaklah seorang pezina berzina dalam keadaan mukmin dan tidaklah minum minuman keras ketika minumnya dalam keadaan mukmin serta tidaklah mencuri ketika mencuri dalam keadaan mukmin”. Diriwayatkan oleh al-Kholaal dalam kitab as-Sunnah no. 1045
Diriwayatkan oleh al-Kholaal dalam kitab as-Sunnah no. 1045
Ishaaq bin Ibraahim an-Naisaaburi berkata, “Abu Abdillah (Imam Ahmad) pernah ditanya tentang iman dan berkurangnya iman. Beliau rahimahullah menjawab, “Dalil mengenai berkurangnya iman terdapat pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah seorang pezina berzina dalam keadaan mukmin dan tidaklah mencuri dalam keadaan mukmin.”
Sahabat Abu ad-Darda` Uwaimir al-Anshaari radiyallahu ‘anhu berkata,
الإِيْمِانُ يَزْدَادُ وَ يَنْقُصُ
“Iman itu bertambah dan berkurang.
Diriwayatkan Abdullah bin Ahmad dalam kitab as-Sunnah 1/314
Namun hendaklah kita senantiasa ingat kepada Allah Azza Wa Jalla dan menerapkannnya dalam keseharian kita dan apabila kita mendapatkan informasi tentang ilmu baik dari Ayat Al Quran atau juga dari hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hendaklah kita berusaha untuk menerapkannya dan minta tolong semoga Allah Azza Wa Jalla agar dimudahkan dalam menerapkan hal tersebut.
Dan jangan kita biarkan begitu saja seperti angin lalu maka hendaklah kita berusaha menerapkan apa yang kita tahu, sebab ilmu yang diamalkan itu akan terikat erat dengan hati kita. Dan kita akan punya kekuatan tentunya datang dari Allah dengan mengamalkan ilmu yang kita ketahui sebagaimana kata Ali bin Abi Thalib radiyallahu ‘anhu .. Ilmu dan Amal terkait erat jika diamalkan, maka jangan kita sepelekan.
Ali bin Abi Thalib berkata,“Ingat-ingatlah (ilmu) hadits. Sungguh jika kalian tidak melakukannya maka ilmu akan hilang.” (Al-Muhadditsul Fashil karya Ar-Ramahurmuzi hal: 545)
Ali bin Abi Thalib berkata,“Ilmu membisikkan pemiliknya untuk diamalkan. Jika ia menjawab panggilan bisikan itu, maka ilmu akan tetap ada. Namun jika ia tidak menjawab panggilan itu, maka ilmu akan pergi.” (Iqtidhaul ‘Ilmil amal karya Al-Khathib: hal 41)
Kemudian ketika kita ternyata terjerumus dalam penyimpangan karena lalai, lupa, atau hawa nafsu maka hendaklah senantiasa kita beristigfar kepada Allah Azza Wa Jalla dan bertaubat kepada-Nya sebagaimana yang telah disebutkan tentang sifat orang yang bertakwa Allah berfirman:
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (Q.S. Ali Imran 135)
Karena Allah Azza Wa Jalla tidak ridho dan Allah Azza Wa Jalla murka pada perbuatan tersebut, menghentikan langsung saat itu tidak mengulur waktu, langsung saat itu demikianlah diantara keutamaan ilmu Allah Azza Wa Jalla menjaga para pemiliknya dari penyimpangan-penyimpangan dari ilmu yang diketahui Wallahu a’lam.
—
Pertanyaan di jawab oleh Ustadz Tata Abdul Ghoni dalam program acara KISAH (Kajian Ilmiyah Siang Hari) Meraih Kehidupan Bahagia pukul 13.00-14.00
Adapun untuk rekaman audio tanya jawab ini Anda bisa simak di bawah ini:
[mp3-jplayer tracks=”Iman Melemah ketika Menghadapi Maksiat- Ustadz Tata Abdul Ghoni@www./radioassunnah.com/kajian-new/Tanya Jawab/Solusi Ketika Menghadapi Maksiat-Ust Tata AG.mp3″]
Atau Anda bisa download langsung disini.
dipublish oleh Abu Arfa Tim radioassunnah.com
Ayat dan Hadits dari berbagai sumber. Gambar dari sxc.hu